?Banyuwangi, Jawa Timur — Upaya pengembangan komoditas pertanian bernilai tinggi terus dilakukan di Kabupaten Banyuwangi. Salah satunya datang dari PT. Sintabe Trisula Indonesia, yang kini tengah mengembangkan budidaya Talas Beneng (Xanthosoma undipes) secara intensif dan berkelanjutan dengan melibatkan kemitraan bersama masyarakat lokal.
Langkah ini bukan hanya berorientasi pada keuntungan bisnis, tetapi juga diarahkan untuk menciptakan ekosistem pertanian modern yang inklusif, ramah lingkungan, dan berdaya saing ekspor.
? Talas Beneng: Komoditas Unggulan yang Bernilai Tinggi
Talas Beneng dikenal sebagai varietas talas unggulan asli Indonesia, berasal dari Banten. Tanaman ini memiliki batang besar, daun lebar, dan kandungan nikotin alami yang sangat rendah, sehingga daunnya berpotensi besar menjadi bahan baku alternatif pengganti tembakau maupun produk herbal ekspor.
Selain itu, tanaman ini memiliki daya adaptasi tinggi terhadap berbagai kondisi lahan tropis. Dengan masa panen daun yang berulang (setiap 1–1,5 bulan), Talas Beneng sangat cocok untuk dikembangkan di wilayah tropis lembap seperti Banyuwangi.
??? Budidaya Intensif Berbasis Kemitraan
Melalui program budidaya intensif yang dilakukan di atas lahan seluas 50 hektare, PT. Sintabe Trisula Indonesia menerapkan sistem pertanian terpadu yang menekankan:
Standarisasi teknis penanaman dan pemeliharaan (pengolahan lahan, pemupukan organik, pengendalian hama terpadu).
Sistem monitoring digital untuk memastikan pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
Pola kemitraan dengan masyarakat lokal, di mana petani sekitar dilibatkan mulai dari penyiapan bibit, perawatan tanaman, hingga panen dan pengolahan pascapanen.
Melalui sistem kemitraan ini, masyarakat setempat tidak hanya berperan sebagai tenaga kerja, tetapi juga menjadi mitra usaha dengan pola bagi hasil yang adil dan berkelanjutan.
Perusahaan menargetkan agar sebagian petani nantinya bisa mandiri mengelola blok produksi, dengan jaminan pembelian hasil oleh PT. Sintabe Trisula Indonesia.
?? Infrastruktur dan Teknologi Pendukung
Untuk mendukung kualitas produksi dan keberlanjutan usaha, perusahaan telah membangun berbagai sarana pendukung, antara lain:
Gudang pengeringan (drying house) berteknologi tinggi untuk menjaga kadar air daun <10%.
Mesin rajang dan pengering modern guna menghasilkan daun kering bermutu ekspor.
Sistem irigasi efisien dan pemupukan organik terukur, untuk menjaga kesuburan tanah jangka panjang.
Fasilitas pelatihan petani mitra, agar masyarakat lokal memiliki kemampuan teknis yang setara dengan standar ekspor.
? Orientasi Ekspor dan Dampak Ekonomi Lokal
Produk utama dari proyek ini adalah daun Talas Beneng kering dirajang (cut dried leaves) yang telah mulai dilirik oleh beberapa calon pembeli dari Eropa dan Timur Tengah sebagai bahan dasar herbal blends non-nikotin dan produk wellness alami.
Selain orientasi pasar luar negeri, dampak ekonomi lokal juga sangat signifikan:
Menyerap lebih dari 80 tenaga kerja langsung dan ratusan tenaga tidak langsung.
Meningkatkan pendapatan petani mitra melalui pola kontrak produksi yang stabil.
Menumbuhkan industri pendukung seperti transportasi, pengemasan, dan logistik hasil panen.
? Menuju Pertanian Modern dan Berkelanjutan
Direktur PT. Sintabe Trisula Indonesia, [nama pimpinan], menjelaskan bahwa pengembangan Talas Beneng di Banyuwangi bukan hanya untuk bisnis jangka pendek, tetapi juga sebagai model pertanian modern berbasis kemitraan dan teknologi.
“Kami ingin membuktikan bahwa pertanian bisa menjadi sektor yang menarik, menguntungkan, dan memberdayakan. Talas Beneng adalah contoh bagaimana tanaman lokal bisa naik kelas menjadi komoditas ekspor dunia,” ujar [nama direktur].
Perusahaan juga terus menjalin koordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi serta lembaga terkait untuk mendapatkan dukungan pembinaan, pendampingan ekspor, dan sertifikasi mutu produk.
? Kesimpulan
Langkah PT. Sintabe Trisula Indonesia dalam mengembangkan budidaya Talas Beneng secara intensif dan bermitra dengan masyarakat lokal menjadi contoh nyata bagaimana dunia usaha dapat berperan aktif membangun kemandirian ekonomi daerah.
Dengan pendekatan teknologi modern, praktik pertanian berkelanjutan, serta kemitraan yang adil, program ini diharapkan mampu membawa Banyuwangi sebagai pusat produksi daun Talas Beneng unggulan di Indonesia yang siap bersaing di pasar global.