Banyuwangi, Jawa Timur — PT. Sintabe Trisula Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam membangun sektor pertanian berkelanjutan di Indonesia.
Melalui program pengembangan budidaya Talas Beneng (Xanthosoma undipes) di Kabupaten Banyuwangi, perusahaan menjalin kerja sama strategis dengan Perhutani serta kemitraan erat dengan masyarakat setempat.
Sinergi ini tidak hanya memperkuat rantai pasok pertanian, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi petani lokal.
? Kolaborasi untuk Pertanian Berkelanjutan
Dalam pelaksanaannya, PT. Sintabe Trisula Indonesia bekerja sama dengan Perum Perhutani untuk memanfaatkan lahan-lahan produktif di kawasan hutan sosial yang dikelola secara legal dan ramah lingkungan.
Kolaborasi ini menjadi contoh konkret penerapan model agroforestry modern, di mana lahan hutan dapat digunakan untuk budidaya tanaman produktif seperti Talas Beneng tanpa mengganggu fungsi ekologisnya.
Kerja sama ini juga memastikan seluruh kegiatan pertanian berjalan sesuai prinsip:
Konservasi tanah dan air,
Pemeliharaan tutupan hijau hutan, serta
Pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan hutan.
Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah dalam mendorong pemanfaatan hutan untuk kesejahteraan rakyat melalui pola kemitraan yang adil dan berkelanjutan.
??? Kemitraan yang Memberdayakan Masyarakat
PT. Sintabe Trisula Indonesia melibatkan masyarakat lokal Banyuwangi, khususnya petani di sekitar kawasan Perhutani, dalam setiap tahap kegiatan — mulai dari penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, hingga panen dan pengolahan daun Talas Beneng.
Melalui pendekatan kemitraan partisipatif, perusahaan memberikan:
Pelatihan teknis budidaya Talas Beneng sesuai standar mutu ekspor,
Pendampingan intensif lapangan, dan
Jaminan pembelian hasil panen dengan harga yang kompetitif.
Dengan sistem tersebut, para petani memperoleh penghasilan tambahan yang stabil tanpa harus meninggalkan lahan atau profesi utama mereka.
Banyak warga yang sebelumnya bekerja serabutan kini dapat memiliki pekerjaan tetap di sektor pertanian modern, baik sebagai tenaga tanam, operator rajang, maupun staf pengeringan dan logistik.
? Dampak Nyata terhadap Perekonomian Lokal
Program kemitraan ini telah memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat sekitar.
Selain menyerap puluhan tenaga kerja harian, kegiatan budidaya dan pengolahan Talas Beneng juga membuka peluang usaha baru di sektor transportasi hasil panen, pengemasan, dan distribusi.
Pendapatan petani mitra meningkat hingga 30–50% dibandingkan sebelum bergabung, sementara roda ekonomi desa semakin hidup karena perputaran hasil produksi dan konsumsi lokal.
“Kami percaya bahwa pertanian yang baik adalah pertanian yang menghidupi banyak orang.
Melalui kerja sama dengan Perhutani dan masyarakat, kami ingin menciptakan sistem ekonomi yang mandiri, produktif, dan berkelanjutan,”
ujar [Moh. Irjik], Direktur PT. Sintabe Trisula Indonesia.